Siapa yang tidak tahu Albert Einstein? Salah seorang ilmuwan terbesar yang pernah ada di abad ke 20. Einstein menyumbang banyak bagi pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistika, dan kosmologi. Bahkan pada tahun 1921 Einstein dianugerahi Nobel untuk penjelasannya tentang efek fotolistrik dan “pengabdiannya bagi Fisika Teoretis”.
Kehebatan Einstein di dunia sains memang benar benar tidak dapat diragukan lagi, tapi bagaimana ya pendapatnya mengenai Agama dan Tuhan?
“Sains tanpa agama adalah lumpuh, agama tanpa sains adalah buta.”
Kata kata ini selama ini sangat terkenal dan menjadi perdebatan tiada akhir bagi kaum beriman dan tidak beriman, yang saling mengklaim kalau ilmuwan ini ada di pihak mereka.
Tapi sepertinya sekarang, perdebatan ini bisa usah, karena sebuah surat yang ditulis langsung oleh Einstein dan tidak pernah terpublikasi, menguak mengenai keimanan ilmuwan yang sangat terkenal ini. Baginya kepercayaan agama adalah tahyul anak anak
“Kata tuhan bagiku tidak berarti apa-apa selain ekpresi dan produk dari kelemahan manusia, dan Alkitab sebagai sekumpulan tulisan berharga, namun tetap saja primitif dan kekanak-kanakan. Tidak ada interpretasi secanggih apa pun dapat mengubah ini.”
“Bagiku agama Yahudi seperti halnya agama yang lain adalah perwujudan dari tahyul yang kekanak-kanakan. Dan orang Yahudi dengan bangga kuakui sebagai bagian dariku beserta dengan mentalitasnya yang kuakui dekat denganku tidak membedakanku dari orang-orang lain. Sejauh pengalamanku, mereka tidak lebih baik dari bangsa-bangga lain, meskipun mereka terlindungi dari kanker terburuk karena mereka tidak berkuasa. Selain itu aku tidak bisa melihat apa yang “terpilih” dari mereka.”
Banyak ilmuwan terkemuka dunia yang mengaku kaget melihat isi surat ini, salah satunya adalah John Brooke dari Universitas Oxford. Ia mengaku baru kali ini mendengar hal seperti ini. Baginya Einstein adalah ilmuwan terkenal, namun pandangannya mengenai agama kali ini benar benar membuat sebuah tanda tanya besar.
Orang tua Einstein bukanlah penganut agama yang taat, namun ia sekolah di sekolah dasar Katolik dan pada saat yang sama diajar secara privat tentang agama Yahudi. Hingga pada usia 12 tahun, Einstein mulai mempertanyakan keabsahan cerita yang ada di alkitab.
Walaupun sudah sangat jelas kalau Einstein menolak agama konvensional, banyak ilmuwan yang beranggapan kalau semua ini masih misterius, dan “Misteri abadi dari dunia ini adalah kesukarannya untuk dipahami.”
Kehebatan Einstein di dunia sains memang benar benar tidak dapat diragukan lagi, tapi bagaimana ya pendapatnya mengenai Agama dan Tuhan?
“Sains tanpa agama adalah lumpuh, agama tanpa sains adalah buta.”
Kata kata ini selama ini sangat terkenal dan menjadi perdebatan tiada akhir bagi kaum beriman dan tidak beriman, yang saling mengklaim kalau ilmuwan ini ada di pihak mereka.
Tapi sepertinya sekarang, perdebatan ini bisa usah, karena sebuah surat yang ditulis langsung oleh Einstein dan tidak pernah terpublikasi, menguak mengenai keimanan ilmuwan yang sangat terkenal ini. Baginya kepercayaan agama adalah tahyul anak anak
“Kata tuhan bagiku tidak berarti apa-apa selain ekpresi dan produk dari kelemahan manusia, dan Alkitab sebagai sekumpulan tulisan berharga, namun tetap saja primitif dan kekanak-kanakan. Tidak ada interpretasi secanggih apa pun dapat mengubah ini.”
“Bagiku agama Yahudi seperti halnya agama yang lain adalah perwujudan dari tahyul yang kekanak-kanakan. Dan orang Yahudi dengan bangga kuakui sebagai bagian dariku beserta dengan mentalitasnya yang kuakui dekat denganku tidak membedakanku dari orang-orang lain. Sejauh pengalamanku, mereka tidak lebih baik dari bangsa-bangga lain, meskipun mereka terlindungi dari kanker terburuk karena mereka tidak berkuasa. Selain itu aku tidak bisa melihat apa yang “terpilih” dari mereka.”
Banyak ilmuwan terkemuka dunia yang mengaku kaget melihat isi surat ini, salah satunya adalah John Brooke dari Universitas Oxford. Ia mengaku baru kali ini mendengar hal seperti ini. Baginya Einstein adalah ilmuwan terkenal, namun pandangannya mengenai agama kali ini benar benar membuat sebuah tanda tanya besar.
Orang tua Einstein bukanlah penganut agama yang taat, namun ia sekolah di sekolah dasar Katolik dan pada saat yang sama diajar secara privat tentang agama Yahudi. Hingga pada usia 12 tahun, Einstein mulai mempertanyakan keabsahan cerita yang ada di alkitab.
Walaupun sudah sangat jelas kalau Einstein menolak agama konvensional, banyak ilmuwan yang beranggapan kalau semua ini masih misterius, dan “Misteri abadi dari dunia ini adalah kesukarannya untuk dipahami.”