Di tengah putihnya aliran es di Antartika, sebuah pemandangan janggal yang tak biasa terlihat. Ilmuwan melihat aliran air terjun es alias gletser dengan aliran berwarna merah darah.
Dilansir laman DailyMail (15/3/2015), salah satu air terjun di benua dingin tersebut yakni Blood Falls, mengalirkan es dengan rona berwarna merah tua. Ilmuwan pun segera mengambil sampel dari air terjun itu dan diduga merupakan tanda dari kehidupan mikroba.
Mereka percaya bahwa mikroba bernama 'extremophiles' mungkin hidup di bawah permukaan dan mikroba tersebut dapat membantu dalam mencari kehidupan asing di planet lain. Para ilmuwan juga mengirim penyelidikan ke dalam es dari di glacier Taylor untuk mengambil sampel air asin dengan fitur merah bernoda di dalamnya.
Dia menjelaskan bahwa warna merah tua darah pada air terjun disebabkan oleh keluarnya zat besi, pada air garam cair. Zat kimia diubah oleh bakteri dan membuat senyawa besi belerang untuk bertahan hidup.
Ilmuwan pun mempelajari lebih lanjut tentang bakteri hidup yang mampu mengubah air garam tersebut menjadi berwarna merah darah. Namun, untuk mempelajari lebih lanjut tentang bakteri, para ilmuwan membutuhkan sampel yang teroksidasi.
Ilmuwan pun membuat benda pelacak yang diklaim mirip GPS yang melacak gerakan glasial dan menggunakan seismometer untuk mengambil gambar es dan batuan dasar pada gletser. "Ini menawarkan kita sebuah portal, atau jendela, ke dunia subglacial dan menjelasakan bagaimana sampel material interior yang tertutup es," kata Profesor Mikucki.
Jika terungkap bagaimana mikroba pada gletser itu terbentuk, maka ilmuwan mengklaim dapat pula menyelediki kehidupan alien yang diduga berada di Saturnus dan Jupiter. Seperti diketahui, keduanya juga memiliki lautan cair di bawah kerak es permukaan planet tersebut.
Dilansir laman DailyMail (15/3/2015), salah satu air terjun di benua dingin tersebut yakni Blood Falls, mengalirkan es dengan rona berwarna merah tua. Ilmuwan pun segera mengambil sampel dari air terjun itu dan diduga merupakan tanda dari kehidupan mikroba.
Mereka percaya bahwa mikroba bernama 'extremophiles' mungkin hidup di bawah permukaan dan mikroba tersebut dapat membantu dalam mencari kehidupan asing di planet lain. Para ilmuwan juga mengirim penyelidikan ke dalam es dari di glacier Taylor untuk mengambil sampel air asin dengan fitur merah bernoda di dalamnya.
Dia menjelaskan bahwa warna merah tua darah pada air terjun disebabkan oleh keluarnya zat besi, pada air garam cair. Zat kimia diubah oleh bakteri dan membuat senyawa besi belerang untuk bertahan hidup.
Ilmuwan pun mempelajari lebih lanjut tentang bakteri hidup yang mampu mengubah air garam tersebut menjadi berwarna merah darah. Namun, untuk mempelajari lebih lanjut tentang bakteri, para ilmuwan membutuhkan sampel yang teroksidasi.
Ilmuwan pun membuat benda pelacak yang diklaim mirip GPS yang melacak gerakan glasial dan menggunakan seismometer untuk mengambil gambar es dan batuan dasar pada gletser. "Ini menawarkan kita sebuah portal, atau jendela, ke dunia subglacial dan menjelasakan bagaimana sampel material interior yang tertutup es," kata Profesor Mikucki.
Jika terungkap bagaimana mikroba pada gletser itu terbentuk, maka ilmuwan mengklaim dapat pula menyelediki kehidupan alien yang diduga berada di Saturnus dan Jupiter. Seperti diketahui, keduanya juga memiliki lautan cair di bawah kerak es permukaan planet tersebut.