Tak banyak restoran yang menjual menu aneka mi di Amerika Serikat. Bagi mereka yang jeli, ini adalah sebuah peluang bisnis yang menggiurkan. Ini adalah cerita tentang Daniel Sudar, orang Jogja yang sukses berjualan mi di San Francisco, Amerika Serikat, dengan bendera Slurp.
Seperti dilaporkan oleh VOA, salah seorang pelanggan restoran ini mengatakan, konsep restoran ini bagus dan menu yang disajikan lezat. Terlebih lagi, belum ada restoran serupa yang muncul di sekitarnya.
Sebagai orang yang besar di Kota Gede, Yogyakarta, menu-menu yang ditawarkan Daniel juga bau-bau Indonesia. Ada laksa, mi goreng jawa, soto ayam, dan lain sebagainya. Tak ayal, inisiatif ini disambut hangat oleh Konsulat Jenderal RI di San Francisco, yang ikut meresmikan pembukaan restoran ini.
“Saya kira usaha ini bagus dan makanannya khas. Kalau lihat menunya, kita akan menemukan pilihan mie godok Jawa yang merupakan masakan mie khas Jawa. Saya harap mie Jawa ini nantinya akan terkenal,” ujar sang Konsulat.
Daniel merantau ke Amerika Serikat pada 1994. Di Negeri Paman Sam ini, ia melanjutkan sekolahj di California Culinary Academy. Walau awalnya sempat dicibir oleh teman-temannya di Indonesia karena memilih bidang ini, namun Daniel membuktikan pilihannya tidak salah. Selain Slurp, pria yang ingin menjadi chef terbaik di Amerika itu juga memiliki tiga restoran lain yang menyajikan masakan Jepang.
“Daniel koki yang luar biasa. Saya pikir ia akan sukses besar. Saya tidak pernah melihat Daniel tidak melakukan yang terbaik dan apa yang sudah menjadi tujuan dia biasanya berakhir dengan luar biasa. Jadi saya tidak ragu kalau restoran Daniel yang baru ini akan berhasil,” tutur salah seorang pelanggan lain.
Tak hanya memasak, Daniel juga dikenal multitalenta. Ia memiliki darah seni yang diturunkan oleh ayahnya yang seorang pengrajin perak, juga dari ibunya yang seorang penjahit. Tak pelak lagi, ia juga merambah dunia mode dengan menjadi perancang busana.
Daniel Sudar merancang koleksi pakaian dengan mengusung namanya sendiri ”Sudar” yang dapat dibeli via online. Rancangannya, yang diproduksi di Indonesia, banyak memasukkan unsur Indonesia seperti batik. “Saya bekerjasama dengan Lady Gaga, dan James Franco, saya desain film, pakaian-pakaian saya dipakai untuk filmnya James Franco. Film pertama tentang cherry, dan film kedua dan ketiga akan ditayangkan di bioskop tahun depan,” tambah Daniel.
Bagi Daniel, kuncinya hanya kerja keras melakukan pekerjaan yang ia cintai. Jadi tidak heran, jika ia sukses berjualan mi di San Francisco. (VOA, Tribunnews)
Seperti dilaporkan oleh VOA, salah seorang pelanggan restoran ini mengatakan, konsep restoran ini bagus dan menu yang disajikan lezat. Terlebih lagi, belum ada restoran serupa yang muncul di sekitarnya.
Sebagai orang yang besar di Kota Gede, Yogyakarta, menu-menu yang ditawarkan Daniel juga bau-bau Indonesia. Ada laksa, mi goreng jawa, soto ayam, dan lain sebagainya. Tak ayal, inisiatif ini disambut hangat oleh Konsulat Jenderal RI di San Francisco, yang ikut meresmikan pembukaan restoran ini.
“Saya kira usaha ini bagus dan makanannya khas. Kalau lihat menunya, kita akan menemukan pilihan mie godok Jawa yang merupakan masakan mie khas Jawa. Saya harap mie Jawa ini nantinya akan terkenal,” ujar sang Konsulat.
Daniel merantau ke Amerika Serikat pada 1994. Di Negeri Paman Sam ini, ia melanjutkan sekolahj di California Culinary Academy. Walau awalnya sempat dicibir oleh teman-temannya di Indonesia karena memilih bidang ini, namun Daniel membuktikan pilihannya tidak salah. Selain Slurp, pria yang ingin menjadi chef terbaik di Amerika itu juga memiliki tiga restoran lain yang menyajikan masakan Jepang.
“Daniel koki yang luar biasa. Saya pikir ia akan sukses besar. Saya tidak pernah melihat Daniel tidak melakukan yang terbaik dan apa yang sudah menjadi tujuan dia biasanya berakhir dengan luar biasa. Jadi saya tidak ragu kalau restoran Daniel yang baru ini akan berhasil,” tutur salah seorang pelanggan lain.
Tak hanya memasak, Daniel juga dikenal multitalenta. Ia memiliki darah seni yang diturunkan oleh ayahnya yang seorang pengrajin perak, juga dari ibunya yang seorang penjahit. Tak pelak lagi, ia juga merambah dunia mode dengan menjadi perancang busana.
Daniel Sudar merancang koleksi pakaian dengan mengusung namanya sendiri ”Sudar” yang dapat dibeli via online. Rancangannya, yang diproduksi di Indonesia, banyak memasukkan unsur Indonesia seperti batik. “Saya bekerjasama dengan Lady Gaga, dan James Franco, saya desain film, pakaian-pakaian saya dipakai untuk filmnya James Franco. Film pertama tentang cherry, dan film kedua dan ketiga akan ditayangkan di bioskop tahun depan,” tambah Daniel.
Bagi Daniel, kuncinya hanya kerja keras melakukan pekerjaan yang ia cintai. Jadi tidak heran, jika ia sukses berjualan mi di San Francisco. (VOA, Tribunnews)