Tim ahli paleotologi internasional menemukan fosil spesies dinosaurus baru di Tiongkok selatan dekat kota Qijiang. Dinosaurus ini berukuran 15 meter yang setengahnya adalah badan dan setengah lagi berupa leher.
Dinamai "Qijianglong guokr," yang memiliki arti "dragon of Quijiang" atau "Naga Quijiang, spesies ini diyakini hidup 160 juta tahun yang lalu pada periode dinosaurus akhir. Para peneliti memberi nama naga karena ukuran lehernya yang sangat panjang.
Situs Los Angeles mewartakan, spesies Qijianglong itu memang sangat berat sehingga sulit diangkut dan sudah rapuh. Para peneliti namun mengatakan spesies itu memiliki nilai evolusioner.
"Memiliki leher panjang sepertinya akan membuat cara makan yang lebih efisien karena tidak perlu sering-sering bergerak," ujar salah satu peneliti Tetsuto Miyashita dari Universitas Alberta di Kanada. "Masalahnya adalah keseimbangan."
Dalam penelitian yang dipublikasikan di Journal of Vertebrate Paleontology, para peneliti menjelaskan bahwa Qijianglong memecahkan solusi soal keseimbangan dengan cara membuat leher panjangnya itu menjadi seringan mungkin. Di dalam tulang leher yang ditemukan, terdapat ruang berisi udara di bagian tulang lehernya yang kemudian diyakini bisa mencegah kepadatan tulang.
"Burung-burung juga punya hal serupa yang bisa mengurangi berat tulang leher sehingga jadi lebih ringan," tambah Miyashita.
Leher panjang Qijianglong dianggap cocok untuk menyantap dedaunan dari pohon, kemudian para peneliti menganggap kemungkinan spesies itu menghuni hutan.
Para peneliti tidak mengumpulkan kerangka fosil secara lengkap, namun yang mereka temukan sebagian besar adalah leher dengan tengkorak parsial terpasang, bagian ekor yang banyak dan sebagian tulang pinggul. Karena bagian tulang di sekitar otak belum menyatu, spesies itu kemungkinan masih remaja kala itu,
"Kami tidak tahu seberapa besar makhluk ini bisa tumbuh," kata Miyashita.
Para peneliti memprediksi dinosaurus dengan leher terpanjang ini merupakan target buruan para predator.
Dinamai "Qijianglong guokr," yang memiliki arti "dragon of Quijiang" atau "Naga Quijiang, spesies ini diyakini hidup 160 juta tahun yang lalu pada periode dinosaurus akhir. Para peneliti memberi nama naga karena ukuran lehernya yang sangat panjang.
Situs Los Angeles mewartakan, spesies Qijianglong itu memang sangat berat sehingga sulit diangkut dan sudah rapuh. Para peneliti namun mengatakan spesies itu memiliki nilai evolusioner.
"Memiliki leher panjang sepertinya akan membuat cara makan yang lebih efisien karena tidak perlu sering-sering bergerak," ujar salah satu peneliti Tetsuto Miyashita dari Universitas Alberta di Kanada. "Masalahnya adalah keseimbangan."
Dalam penelitian yang dipublikasikan di Journal of Vertebrate Paleontology, para peneliti menjelaskan bahwa Qijianglong memecahkan solusi soal keseimbangan dengan cara membuat leher panjangnya itu menjadi seringan mungkin. Di dalam tulang leher yang ditemukan, terdapat ruang berisi udara di bagian tulang lehernya yang kemudian diyakini bisa mencegah kepadatan tulang.
"Burung-burung juga punya hal serupa yang bisa mengurangi berat tulang leher sehingga jadi lebih ringan," tambah Miyashita.
Leher panjang Qijianglong dianggap cocok untuk menyantap dedaunan dari pohon, kemudian para peneliti menganggap kemungkinan spesies itu menghuni hutan.
Para peneliti tidak mengumpulkan kerangka fosil secara lengkap, namun yang mereka temukan sebagian besar adalah leher dengan tengkorak parsial terpasang, bagian ekor yang banyak dan sebagian tulang pinggul. Karena bagian tulang di sekitar otak belum menyatu, spesies itu kemungkinan masih remaja kala itu,
"Kami tidak tahu seberapa besar makhluk ini bisa tumbuh," kata Miyashita.
Para peneliti memprediksi dinosaurus dengan leher terpanjang ini merupakan target buruan para predator.