Temuan beras plastik pertama kali diungkapkan pemilik warung nasi uduk di ruko Granade Blok F19 No 37 Kelurahan Mustikajaya, Bekasi.
Pemilik warung, Dewi Seftiani, menyatakan tidak jadi memasak beras yang baru dibelinya untuk nasi uduk. ”Karena setelah dimasak, bentuk nasi terlihat aneh,” ujarnya, kemarin.
Seperti yang dilansir jpnn.com (20/5/15). Dewi menceritakan, dirinya membeli beras dengan merek Ramos Sentra di toko beras langganannya di Pasar Tanah Merah, Mutiara Gading Timur, Bekasi, dengan harga Rp 8.000 per kilogram (kg). Awalnya, Dewi tidak curiga sedikit pun dengan beras yang dibelinya. Sebab, kalau dilihat, bentuk dan warna bulirnya sama sehingga sulit untuk dibedakan.
Namun, saat dimasak, barulah terlihat perbedaan beras itu dengan yang asli. Beras itu berwarna putih bersih dan menggumpal setelah menjadi nasi. Bila dipegang, terasa lembek tapi kenyal.
”Setelah jadi nasi, kok saya lihat bentuknya beda, nggak kayak nasi pada umunnya. Jadi, saya nggak berani untuk buat nasi uduk, takut kenapa-kenapa kalau dimakan,” ucap Dewi saat ditemui di warungnya.
Dewi kemudian mencoba memakan nasi yang tampak tidak biasa tersebut. Rasanya memang pahit. Bukan hanya itu, beberapa menit kemudian perut Dewi mual. ”Sejak itu, saya yakin ada yang tidak beres dengan beras yang saya beli,” ungkapnya.
Saat memeriksa dengan lebih saksama beras yang belum dimasak, Dewi mulai sadar bahwa bentuk beras yang baru saja dibelinya memang tidak sama dengan beras pada umumnya.
”Butiran beras yang baru saya beli terlihat bening tanpa kotoran dan warna pun sangat mencolok. Kalau beras asli, di dalam butiran akan terlihat warna putih kecil di tengah-tengah,” terangnya. ”Kalau dilihat sekilas saja, memang sama. Tapi, kalau dilihat lebih teliti lagi, baru terlihat perbedaannya,” tambahnya
Karena khawatir tetangga dan kerabatnya membeli beras serupa, Dewi kemudian melaporkan temuan itu kepada Lurah Mustikajaya Iman.
”Kami mendapatkan laporan tadi pagi, langsung kami cek ke lokasi. Kalau dilihat, memang ada sedikit perbedaan, tapi kami belum tahu apakah beras tersebut mengandung zat berbahaya atau tidak sehingga perlu pengecekan melalui laboratorium,” tutur Iman.
Begitu mendapat laporan tentang beredarnya beras plastik di Kota Bekasi, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Bekasi melakukan sidak ke toko beras Pasar Tanah Merah di Mutiara Gading Timur. Sesampai di pasar, petugas gabungan langsung memeriksa salah seorang pedagang beras. Tujuan pemeriksaan tersebut adalah mengambil sampel untuk dicek di laboratorium.
Pemilik warung, Dewi Seftiani, menyatakan tidak jadi memasak beras yang baru dibelinya untuk nasi uduk. ”Karena setelah dimasak, bentuk nasi terlihat aneh,” ujarnya, kemarin.
Seperti yang dilansir jpnn.com (20/5/15). Dewi menceritakan, dirinya membeli beras dengan merek Ramos Sentra di toko beras langganannya di Pasar Tanah Merah, Mutiara Gading Timur, Bekasi, dengan harga Rp 8.000 per kilogram (kg). Awalnya, Dewi tidak curiga sedikit pun dengan beras yang dibelinya. Sebab, kalau dilihat, bentuk dan warna bulirnya sama sehingga sulit untuk dibedakan.
Namun, saat dimasak, barulah terlihat perbedaan beras itu dengan yang asli. Beras itu berwarna putih bersih dan menggumpal setelah menjadi nasi. Bila dipegang, terasa lembek tapi kenyal.
”Setelah jadi nasi, kok saya lihat bentuknya beda, nggak kayak nasi pada umunnya. Jadi, saya nggak berani untuk buat nasi uduk, takut kenapa-kenapa kalau dimakan,” ucap Dewi saat ditemui di warungnya.
Dewi kemudian mencoba memakan nasi yang tampak tidak biasa tersebut. Rasanya memang pahit. Bukan hanya itu, beberapa menit kemudian perut Dewi mual. ”Sejak itu, saya yakin ada yang tidak beres dengan beras yang saya beli,” ungkapnya.
Saat memeriksa dengan lebih saksama beras yang belum dimasak, Dewi mulai sadar bahwa bentuk beras yang baru saja dibelinya memang tidak sama dengan beras pada umumnya.
”Butiran beras yang baru saya beli terlihat bening tanpa kotoran dan warna pun sangat mencolok. Kalau beras asli, di dalam butiran akan terlihat warna putih kecil di tengah-tengah,” terangnya. ”Kalau dilihat sekilas saja, memang sama. Tapi, kalau dilihat lebih teliti lagi, baru terlihat perbedaannya,” tambahnya
Karena khawatir tetangga dan kerabatnya membeli beras serupa, Dewi kemudian melaporkan temuan itu kepada Lurah Mustikajaya Iman.
”Kami mendapatkan laporan tadi pagi, langsung kami cek ke lokasi. Kalau dilihat, memang ada sedikit perbedaan, tapi kami belum tahu apakah beras tersebut mengandung zat berbahaya atau tidak sehingga perlu pengecekan melalui laboratorium,” tutur Iman.
Begitu mendapat laporan tentang beredarnya beras plastik di Kota Bekasi, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Bekasi melakukan sidak ke toko beras Pasar Tanah Merah di Mutiara Gading Timur. Sesampai di pasar, petugas gabungan langsung memeriksa salah seorang pedagang beras. Tujuan pemeriksaan tersebut adalah mengambil sampel untuk dicek di laboratorium.