Kaum Fuerdai, Orang Kaya China yang Dianggap Menjijikan oleh Rakyat Biasa

Orang Kaya China yang Dianggap Menjijikan oleh Rakyat Biasa
Booming ekonomi China telah membawa kehidupan yang lebih baik bagi ratusan juta orang, tetapi juga menciptakan masalah baru, yaitu ketidaksetaraan. Tingkah laku kaum fuerdai menjadi puncaknya. Generasi kedua dari orang kaya China ini dianggap menjijikan oleh kalangan rakyat biasa China.

Seperti yang dilansir economist.com. Saat ini, China memiliki 1.09 juta orang dengan kekayaan pribadi minimal 10 juta yuan (sekitar Rp21.7 miliar), dengan 67 ribu diantaranya digolongkan sebagai orang super kaya karena memiliki aset di atas Rp217 miliar.

Mereka dapat terlihat dengan mengendarai mobil yang terlampau mewah, yang kerap mereka posting di akun media sosial mereka.

Wang Sicong, salah satu putra taipan terkaya China ini baru saja didera badai kritik setelah mengatakan bahwa kriteria utama seorang pacar adalah harus bertubuh “montok”. Dia juga dihujat saat memakaikan dua Aple Watches emas senilai ribuan dolar amerika kepada anjing husky Alaska-nya.

Presiden China, Xi Jinping mengatakan para pemuda-pemudi kaya ini harus mengekang gaya hidup hedonistik mereka. “Mereka juga harus berpikir tentang asal kekayaan mereka dan menjadi patriotik yang taat hukum dan bekerja keras,” ujar Jinping.

Seminggu setelah pernyataan tersebu media pemerintah menyatakan 70 anak miliarder telah dibawa ke provinsi Fujian untuk diajarkan “kebudayaan tradisional Tiongkok, tanggung jawab sosial dan pengetahuan bisnis.”

Menurut Wang Daqi, salah satu fuerdai, kesombongan adalah satu-satunya nilai yang diketahui oleh kebanyakan dari mereka. “Sebenarnya ini cukup menyedihkan,” ujar Daqi.

Sebagian dari mereka memang bekerja. Namun, lebih besifat investasi di bisnis yang berbeda dengan yang diambil orangtua mereka atau di bidang startups. Kondisi yang membuat mereka tidak perlu bekerja keras dan mengambil tanggung jawab yang terlalu besar.

Salah seorang anggota fuerdai dari Beijing yang berusia 26 tahun dikenal sebagai anak seorang bankir investasi dengan sebagian kekayaan berasal dari transaksi korup. Apakah itu menjadi masalah?

Kenyataannya mereka lebih memilih untuk tidak terlalu banyak bicara mengenai asal uang yang mereka gunakan untuk berfoya-foya. “Kami semua mengerti bahwa itu adalah hal yang sangat sensitif,” ujar Daqi.

Kelompok anti-korupsi China menyatakan mereka berupaya menekan kaum fuerdai untuk tidak terus-menerus menggembar-gemborkan kekayaannya, setidaknya di depan umum. Upaya tersebut diklaim berhasil karena meski kaum fuerdai tetap berpesta dan membeli mobil setiap enam bulan, “Mobil yang mereka pilih adalah BMW 7 Series, bukan Aston Martin.”