Alexander Klimenko masih menangisi kepergian istrinya, Alexandra yang tewas terkena serangan rudal karena melindungi bayi mereka. Alexandra terkena serangan pada pekan lalu dari rumahnya di Kramatorsk, Ukraina, untuk menjemput anaknya yang berusia tiga tahun dari rumah penitipan anak.
Saat warga membersihkan puing-puing, mereka terkejut mendapati tubuh Alexandra yang berlumuran darah, sementara tangannya masih mendekap bayinya untuk melindungi dari serangan rudal.
Wanita 33 tahun itu tewas terkena ledakan rudal yang ditembakan tentara pro Rusia dari jarak 128 kilometer, dilansir dari Daily Mail, Selasa (17/2).
Saat kejadian, Alexandra sedang terburu-buru sebab anak laki-lakinya yang lain berusia 7 tahun sakit flu. Dia yang menjemput bayi tiga tahunnya ingin cepat-cepat pulang.
Saat ini, suasana di Ukraina masih mencekam. Ledakan rudal bisa mengenai siapa saja dan kapan saja di jalanan.
Rudal itu menghantam Alexandra di dekat tempat dia menitipkan anaknya. Roket itu turut menghancurkan jendela dan sejumlah mobil.
Bibi Alexandra, Tatyana Alexandrovna mengatakan mendapat informasi keponakannya itu tewas dari para tetangganya. "Tetangga saya memberitahu untuk menelepon Alexandra ketika kami mendengar suara ledakan. Saya tidak menyangka akan jadi seperti ini," ujarnya.
Sementara itu, dokter mengatakan harus melakukan amputasi pada tangan putra Alexandra untuk menyelamatkan nyawanya.
"Saya ingin mengajak dia (anaknya) melihat jenazah ibunya di dalam peti mati dan memberinya kecupan selamat tinggal. Tapi saya tidak bisa melakukannya. Dia terus menanyakan ibunya. Saya tidak tahu harus bagaimana," kata Alexander, suami Alexandra yang bekerja di Moskow.
Saat warga membersihkan puing-puing, mereka terkejut mendapati tubuh Alexandra yang berlumuran darah, sementara tangannya masih mendekap bayinya untuk melindungi dari serangan rudal.
Wanita 33 tahun itu tewas terkena ledakan rudal yang ditembakan tentara pro Rusia dari jarak 128 kilometer, dilansir dari Daily Mail, Selasa (17/2).
Saat kejadian, Alexandra sedang terburu-buru sebab anak laki-lakinya yang lain berusia 7 tahun sakit flu. Dia yang menjemput bayi tiga tahunnya ingin cepat-cepat pulang.
Saat ini, suasana di Ukraina masih mencekam. Ledakan rudal bisa mengenai siapa saja dan kapan saja di jalanan.
Rudal itu menghantam Alexandra di dekat tempat dia menitipkan anaknya. Roket itu turut menghancurkan jendela dan sejumlah mobil.
Bibi Alexandra, Tatyana Alexandrovna mengatakan mendapat informasi keponakannya itu tewas dari para tetangganya. "Tetangga saya memberitahu untuk menelepon Alexandra ketika kami mendengar suara ledakan. Saya tidak menyangka akan jadi seperti ini," ujarnya.
Sementara itu, dokter mengatakan harus melakukan amputasi pada tangan putra Alexandra untuk menyelamatkan nyawanya.
"Saya ingin mengajak dia (anaknya) melihat jenazah ibunya di dalam peti mati dan memberinya kecupan selamat tinggal. Tapi saya tidak bisa melakukannya. Dia terus menanyakan ibunya. Saya tidak tahu harus bagaimana," kata Alexander, suami Alexandra yang bekerja di Moskow.