Komoditi teh organik Indonesia mulai diminati di Amerika Serikat (AS). Ini terlihat dari keikutsertaan Indonesia pada World Tea Expo 2015, di mana beragam teh premium dan organik asli Indonesia mendapatkan antusiasme dan respons yang sangat positif dari para pembeli maupun pengunjung di pameran ini.
Seperti yang dilansir Liputan6, pada pameran yang berlangsung pada 6-8 Mei 2015 di California ini, Indonesia Remarkable Tea Pavilion membukukan nilai transaksi sekitar US$ 500 ribu. Jumlah ini didapat berdasarkan trial order selama pameran berlangsung.
“Teh organik Indonesia saat ini memiliki momentum yang sangat strategis untuk berkembang di pasar Amerika Serikat (AS). Teh organik merupakan masa depan produk Indonesia di AS dan potensi luar biasa yang dimiliki Indonesia tidak boleh disia-siakan karena hal ini juga dapat memperkuat nation branding Indonesia,” ujar Konsul Jenderal RI di Los Angeles, Umar Hadi dalam keterangannya (12/5/2015).
Menurut Umar, dua jenis teh yang ditampilkan pada World Tea Expo 2015 yaitu Sinensis dan Assamica. Kedua teh ini mengundang decak kacum para pengunjung yang hadir. Kedua jenis teh ini merupakan varietas yang terkenal di dunia.
World Tea Expo juga berhasil memperkenalkan produk teh Indonesia kepada lebih banyak pelaku usaha dan tea bloggers di AS.
“Beberapa pelaku usaha dan tea bloggers di AS ada yang baru mengetahui bahwa Indonesia merupakan produsen teh dengan kualitas tinggi, khususnya teh organik setelah mengunjungi Paviliun Indonesia,” imbuh dia.
Lebih lanjut, Umar menjelaskan bahwa semua produk teh Indonesia yang ditampilkan pada World Tea Expo 2015 ini sudah memiliki sertifikasi organik menurut standar AS maupun Eropa.
Kementerian Perdagangan RI melalui Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles menggandeng tiga perusahaan teh premium dan organik Indonesia untuk berpartisipasi dalam pameran ini, yaitu PT Harendong, PT Bukit Sari, TehKu, dan GloPac Indonesia yang merupakan produsen paper product packaging. Ketiganya merupakan perusahaan teh yang sudah berhasil menembus pasar internasional.
Pameran ini berpotensi besar dalam meningkatkan ekspor teh Indonesia ke AS. “Semakin banyak penduduk AS yang mengonsumsi teh. Diproyeksikan pada tahun 2019, konsumsi teh di AS akan meningkat menjadi 0,6 kilogram per kepala per tahun,” ujar Kepala ITPC di Los Angeles, Arief Wibisono.
Berdasarkan data US Department of Commerce, pada tahun 2014 ekspor teh Indonesia ke AS mencapai lebih dari US$ 8,19 juta dan menguasai 1,66 persen pasar teh di AS. Sementara itu, nilai industri teh sampai 2014 adalah sebesar US$ 8 miliar dan diperkirakan mencapai US$ 15 miliar memasuki tahun 2016.
“Hal ini membuktikan bahwa Indonesia berpeluang besar memanfaatkan pasar yang terbuka lebar ini,” tegas dia.
Seperti yang dilansir Liputan6, pada pameran yang berlangsung pada 6-8 Mei 2015 di California ini, Indonesia Remarkable Tea Pavilion membukukan nilai transaksi sekitar US$ 500 ribu. Jumlah ini didapat berdasarkan trial order selama pameran berlangsung.
“Teh organik Indonesia saat ini memiliki momentum yang sangat strategis untuk berkembang di pasar Amerika Serikat (AS). Teh organik merupakan masa depan produk Indonesia di AS dan potensi luar biasa yang dimiliki Indonesia tidak boleh disia-siakan karena hal ini juga dapat memperkuat nation branding Indonesia,” ujar Konsul Jenderal RI di Los Angeles, Umar Hadi dalam keterangannya (12/5/2015).
Menurut Umar, dua jenis teh yang ditampilkan pada World Tea Expo 2015 yaitu Sinensis dan Assamica. Kedua teh ini mengundang decak kacum para pengunjung yang hadir. Kedua jenis teh ini merupakan varietas yang terkenal di dunia.
World Tea Expo juga berhasil memperkenalkan produk teh Indonesia kepada lebih banyak pelaku usaha dan tea bloggers di AS.
“Beberapa pelaku usaha dan tea bloggers di AS ada yang baru mengetahui bahwa Indonesia merupakan produsen teh dengan kualitas tinggi, khususnya teh organik setelah mengunjungi Paviliun Indonesia,” imbuh dia.
Lebih lanjut, Umar menjelaskan bahwa semua produk teh Indonesia yang ditampilkan pada World Tea Expo 2015 ini sudah memiliki sertifikasi organik menurut standar AS maupun Eropa.
Kementerian Perdagangan RI melalui Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles menggandeng tiga perusahaan teh premium dan organik Indonesia untuk berpartisipasi dalam pameran ini, yaitu PT Harendong, PT Bukit Sari, TehKu, dan GloPac Indonesia yang merupakan produsen paper product packaging. Ketiganya merupakan perusahaan teh yang sudah berhasil menembus pasar internasional.
Pameran ini berpotensi besar dalam meningkatkan ekspor teh Indonesia ke AS. “Semakin banyak penduduk AS yang mengonsumsi teh. Diproyeksikan pada tahun 2019, konsumsi teh di AS akan meningkat menjadi 0,6 kilogram per kepala per tahun,” ujar Kepala ITPC di Los Angeles, Arief Wibisono.
Berdasarkan data US Department of Commerce, pada tahun 2014 ekspor teh Indonesia ke AS mencapai lebih dari US$ 8,19 juta dan menguasai 1,66 persen pasar teh di AS. Sementara itu, nilai industri teh sampai 2014 adalah sebesar US$ 8 miliar dan diperkirakan mencapai US$ 15 miliar memasuki tahun 2016.
“Hal ini membuktikan bahwa Indonesia berpeluang besar memanfaatkan pasar yang terbuka lebar ini,” tegas dia.