Manusia kembar pertama di dunia diklaim para ilmuwan adalah berasal dari negara Rusia yang terletak pada kota Siberia. Hal tersebut terbukti dari ditemukannya tengkorak manusia yang terkubur pada area pemakaman kuburan Neolitik awal Siberia.
Dalam area kuburan tersebut, ditemukan tengkorak ibu yang memiliki bayi kembar berusia sekira 36 hingga 40 minggu yang tercekik selama proses persalinan pada masa 8.000 tahun silam. Kematian ini diklaim sebagai hal yang umum pada masyarakat pra-sejarah dan pra-modern, namun jarang didokumentasikan, demikian seperti dilansir dari ABCnet.
“Ini bukan hanya salah satu sebagai kasus tertua archaelogically yang didokumentasikan kematian saat melahirkan, tetapi juga sebagai kasus yang dikonfirmasi sebagai awal dari manusia kembar di dunia,” jelas Angela Lieverse, seorang bioarchaeloist di University of Saskatchewan, di Kanada.
Dirinya menjelaskan, penanggalan radiokarbon pada sampel kecil dari ibu dan tulang kembar dikonfimrasi sebagai sisa-sisa kerangka yang berusia 7.700 tahun. Hal ini terjadi karena perempuan dan anak-anak mereka jarang dikuburkan bersama-sama atau hanya karena sisa-sisa halus yang belum lahir yang tidak bertahan.
Angela juga mengungkapkan bahwa bukti kembar ini sangat jarang terjadi. ”Mereka pada dasarnya tak terlihat dan terekam dalam catatan arkeologi,” jelasnya.
Menurutnya, kerangka wanita Siberia yang ditemukan adalah bagian dari masyarakat Neolitik yang dekat dengan kehidupan pantai di Danau Baikal. Ada kisah menarik yang dimiliki dari sejarah penemuan kerangka wanita tersebut.
“Kisah menarik yang sangat dekat dengan kepribadian ke dalam hidup dan mati, hampir 8.000 tahun yang lalu,” tambahnya.
Dalam area kuburan tersebut, ditemukan tengkorak ibu yang memiliki bayi kembar berusia sekira 36 hingga 40 minggu yang tercekik selama proses persalinan pada masa 8.000 tahun silam. Kematian ini diklaim sebagai hal yang umum pada masyarakat pra-sejarah dan pra-modern, namun jarang didokumentasikan, demikian seperti dilansir dari ABCnet.
“Ini bukan hanya salah satu sebagai kasus tertua archaelogically yang didokumentasikan kematian saat melahirkan, tetapi juga sebagai kasus yang dikonfirmasi sebagai awal dari manusia kembar di dunia,” jelas Angela Lieverse, seorang bioarchaeloist di University of Saskatchewan, di Kanada.
Dirinya menjelaskan, penanggalan radiokarbon pada sampel kecil dari ibu dan tulang kembar dikonfimrasi sebagai sisa-sisa kerangka yang berusia 7.700 tahun. Hal ini terjadi karena perempuan dan anak-anak mereka jarang dikuburkan bersama-sama atau hanya karena sisa-sisa halus yang belum lahir yang tidak bertahan.
Angela juga mengungkapkan bahwa bukti kembar ini sangat jarang terjadi. ”Mereka pada dasarnya tak terlihat dan terekam dalam catatan arkeologi,” jelasnya.
Menurutnya, kerangka wanita Siberia yang ditemukan adalah bagian dari masyarakat Neolitik yang dekat dengan kehidupan pantai di Danau Baikal. Ada kisah menarik yang dimiliki dari sejarah penemuan kerangka wanita tersebut.
“Kisah menarik yang sangat dekat dengan kepribadian ke dalam hidup dan mati, hampir 8.000 tahun yang lalu,” tambahnya.