Jika Anda begitu bahagia dengan akhir pekan ini, karena libur sudah dimulai dari Kamis kemarin dan mungkin Anda mengambil cuti pada hari Jumat, jangan habiskan waktu dengan banyak tidur.
Penelitian terakhir seperti dilansir dari Independent (15/5/2015) menyebut, terlalu banyak tidur bisa memicu serangan stroke. Penelitian itu membatasi tidur yang dimaksud adalah yang melebihi dari delapan jam waktu ideal yang dianjurkan para dokter.
Risiko stroke karena kebanyakan tidur meningkat hingga tiga kali lipat pada mereka yang mengidap hipertensi.
Susahnya kekurangan tidur, dengan hitungan hanya tidur lima jam dalam sehari semalam juga meningkatkan risiko pendarahan di otak ini.
Dr. Oluwaseun Akinseye, dari Rumah Sakit Mount Sinai, New York, dan para koleganya menganalisa 204 ribu orang dewasa di Amerika Serikat. Mereka melakukan penelitian selama 10 tahun mengambil data dari National Health Interview Survey.
Ditemukan mereka yang secara rutin tidur lebih dari delapan jam, 14 persen lebih mungkin terserang stroke. Ini berarti hampir tiga kali lipat dibanding mereka yang yang tidur 7-8 jam saja sehari semalam, yang hanya punya risiko lima persen saja.
Penelitian itu juga menemukan, mereka yang tidur kurang dari lima jam, 11 persen berisiko mengalami pendarahan otak.
Bandingkan dengan enam persen risiko pendarahan otak yang mungkin menyerang mereka yang tidur antara lebih dari lima jam.
Sayangnya penelitian tidak membuktikan bagaimana terlalu banyak atau kekurangan tidur bisa berujung pada stroke. Hanya diduga mereka yang terlalu banyak tidur akan punya tingkat kebugaran yang lebih rendah dibanding mereka yang aktif bergerak.
Temuan ini akan dipresentasikan pada pertemuan American Society of Hypertension di New York. Sebelumnya awal tahun ini juga ada penelitian dari University of Cambridge yang menyebut ornag yang tidur lebih dari delapan jam per hari, rata-rata risiko terserang strokenya 46 lebih tinggi dibanding orang dengan pola tidur ideal.
Peneliti mengikuti riwayat kesehatan 10 ribu orang yang berusia antara 42 hingga 81 tahun selama 9,5 tahun.
Hampir 7 dari tiap 10 partisipan biasa tidur antara 6-8 jam per hari. Sementara 1 dari 9 orang dilaporkan biasa tidur lebih dari delapan jam dalam sehari.
Selama penelitian itu berlangsung 346 partisipan mengalami stroke baik yang fatal atau non-fatal. Mereka yang tidur kurang dari 6 jam per hari hanya berisiko 18 persen terserang stroke.
Orang dewasa dianjurkan tidur antara 6-9 jam dalam sehari. Karena terlalu banyak tidur bisa berujung pada berbagai masalah kesehatan seperti diabetes dan obesitas.
Sementara kurang tidur bisa mengganggu metabolisme tubuh dan meningkatkan kadar hormone stres seperti kortisol, yang bisa memicu munculnya hipertensi.
Penelitian terakhir seperti dilansir dari Independent (15/5/2015) menyebut, terlalu banyak tidur bisa memicu serangan stroke. Penelitian itu membatasi tidur yang dimaksud adalah yang melebihi dari delapan jam waktu ideal yang dianjurkan para dokter.
Risiko stroke karena kebanyakan tidur meningkat hingga tiga kali lipat pada mereka yang mengidap hipertensi.
Susahnya kekurangan tidur, dengan hitungan hanya tidur lima jam dalam sehari semalam juga meningkatkan risiko pendarahan di otak ini.
Dr. Oluwaseun Akinseye, dari Rumah Sakit Mount Sinai, New York, dan para koleganya menganalisa 204 ribu orang dewasa di Amerika Serikat. Mereka melakukan penelitian selama 10 tahun mengambil data dari National Health Interview Survey.
Ditemukan mereka yang secara rutin tidur lebih dari delapan jam, 14 persen lebih mungkin terserang stroke. Ini berarti hampir tiga kali lipat dibanding mereka yang yang tidur 7-8 jam saja sehari semalam, yang hanya punya risiko lima persen saja.
Penelitian itu juga menemukan, mereka yang tidur kurang dari lima jam, 11 persen berisiko mengalami pendarahan otak.
Bandingkan dengan enam persen risiko pendarahan otak yang mungkin menyerang mereka yang tidur antara lebih dari lima jam.
Sayangnya penelitian tidak membuktikan bagaimana terlalu banyak atau kekurangan tidur bisa berujung pada stroke. Hanya diduga mereka yang terlalu banyak tidur akan punya tingkat kebugaran yang lebih rendah dibanding mereka yang aktif bergerak.
Temuan ini akan dipresentasikan pada pertemuan American Society of Hypertension di New York. Sebelumnya awal tahun ini juga ada penelitian dari University of Cambridge yang menyebut ornag yang tidur lebih dari delapan jam per hari, rata-rata risiko terserang strokenya 46 lebih tinggi dibanding orang dengan pola tidur ideal.
Peneliti mengikuti riwayat kesehatan 10 ribu orang yang berusia antara 42 hingga 81 tahun selama 9,5 tahun.
Hampir 7 dari tiap 10 partisipan biasa tidur antara 6-8 jam per hari. Sementara 1 dari 9 orang dilaporkan biasa tidur lebih dari delapan jam dalam sehari.
Selama penelitian itu berlangsung 346 partisipan mengalami stroke baik yang fatal atau non-fatal. Mereka yang tidur kurang dari 6 jam per hari hanya berisiko 18 persen terserang stroke.
Orang dewasa dianjurkan tidur antara 6-9 jam dalam sehari. Karena terlalu banyak tidur bisa berujung pada berbagai masalah kesehatan seperti diabetes dan obesitas.
Sementara kurang tidur bisa mengganggu metabolisme tubuh dan meningkatkan kadar hormone stres seperti kortisol, yang bisa memicu munculnya hipertensi.