Sejarah Mengerikan di Balik 6 Situs Warisan Dunia UNESCO

Saat badan dunia UNESCO meluncurkan program Warisan Dunia, 1976 yang lampau, kamera telepon seluler canggih belum hadir, tidak pula ada penerbangan murah.

Tak seorang pun betul-betul menghormati monumen ikonik serta lanskap dunia menganggumkan tersebut. Kecuali, para konservasionis dan wisatawan-wisatan kaya penyuka tantangan.

Banyak hal telah berubah kini. Tahun lalu, UNESCO menyebut 1000 Situs Warisan Dunia. Pembunuhan, keserakahan, penindasan, intrik. Situs-situs UNESCO tidak hanya indah, mereka juga menceritakan beberapa kisah mengejutkan.

Jika tertarik dengan sejarah dunia, berikut enam Situs Warisan Dunia yang layak jadi perhatian. seperti yang dilansir CNN Indonesia:

1. Potosi, Boliivia
Sejarah mengerikan potosi

Alkisah, Diego Gualpa, seorang Indian, tersandung di Cerro Rico, Mount of Riches, pada 1545. Tak sengaja dia menemukan bijih perak pada bebatuan di bawahnya. Kota Bolivia tempat wilayah Potosi itu memiliki sekitar 3 ribu penduduk.

Dalam waktu relatif singkat, 65 tahun kemudian, penduduk membengkak jadi 160 ribu. Sebagian besar dari mereka adalah imigran.

Kota itu menimbun kekayaan di balik penderitaan para pekerja pribumi yang disebut mitayos. Sekitar 13 ribu pekerja dalam setahun lenyap di dalam perut gunung perak tersebut.

Dengan risiko sebesar itu, mitayos menolak bekerja. Ribuan budak Afrika kemudian dikirim melintasi Atlantik. Mereka bekerja di dalam kegelapan.

Ada kira-kira 62 ribu ton perak yang ditambang selama 300 tahun. Menjadikan Potosi sebagai salah satu kota terkaya dan tercemar di dunia.

UNESCO mengatakan, rantai produksi secara keseluruhan terlestarikan bersama bendungan, saluran air, pusat penggilingan, dan pembakaran. Potosi menjadi contoh tambang perak raksasa yang ada di zaman modern.

2. Aigai di Vergina, Yunani

Makam Philip II dari Makedonia pada 1977 ditemukan di Aigai, desa yang dahulu disebut Vergina. Makam itu menjadi salah satu penemuan terpenting abad ke-20.

Desa kecil di utara Yunani itu lalu dikukuhkan sebagai ibukota Mekedonia kuno. Philip II menaklukkan sisa Yunani lewat kampanye 'membagi dan menaklukkan'. Frase itu kuat melekat padanya.

Di puncak kekuasannya, Philip II dibunuh di teater Aigai. Si pembunuh adalah pengawalnya sendiri, Pausanias dari Orestis. Kematiannya mendorong Alexander, pemuda berusia 23 tahun, jadi pusat perhatian.

Satu dekade kemudian, Alexander menaklukkan separuh dunia. Sebuah kerajaan membentang dari Rusia, Afghanistan, dan Punjab. Dia pun dijuluki sebagai Alexander Agung.

Saat ini, sisa-sisa kota Vergina yang terdaftar di UNESCO adalah istana monumental dan tanah pemakaman, berisi lebih dari 3000 tumuli (gundukan pemakaman), beberapa di antaranya berasal dari abad ke-11 SM.

3. Masada di Israel

Dibangun 400 meter di atas Laut Mati, reruntuhan Masada sulit dijangkau. Bahkan hingga hari ini. Masada atau metzada berarti benteng dalam bahasa Ibrani modern.

Bangunan itu dibangun Raja Herodes antara 37 dan 31 SM demi mempertahankan kerajaan Yahudi, termasuk Ratu Cleopatra Mesir, dari para penyerang. Masada, benteng tak terkalahkan, yang sulit ditembus.

Benteng ini sekarang dapat dicapai dengan berjalan kaki melewati jalan ular berliku. Bisa juga dengan mobil kabel yang membentang dari pusat wisata di kaki Masada.

4. Makam Kaisar Qin Pertama di Tiongkok

Makam Kaisar Qin Shi Huang terkenal karena 8000 prajurit terakota yang ditemukan di dalamnya. Qin Shi Huang adalah kaisar yang menyatukan Tiongkok pada periode 221 – 207 SM. Meski begitu, tak banyak orang akrab dengan kisah lama mengerikan tersebut.

Pembangunan makam berlangsung lebih dari 38 tahun tersebut didokumentasikan oleh sejarawan kontemporer Sima Qian. Menurut cerita, sekitar 700 ribu pekerja dikerahkan untuk menyelesaikan makam sang kaisar. Itu terbukti ketika 20 mil persegi pekuburan akhirnya ditemukan.

Qian menjelaskan, merkuri digunakan untuk mensimulasikan ratusan sungai China. Itu menjelaskan mengapa tingkat logam cair tinggi ditemukan di dalam tanah. Yang mengejutkan, demi menjaga rahasia lokasi makam, para tukang ditemboki di dalam makam.

Sekarang, lokasi ini tak lagi rahasia. Makam Kaisar Qin Shi Huang terbuka lebar bagi para wisatawan. Makam terletak di kaki utara Lishan Mountain, 35 kilometer Timur Laut dari Xian, Provinsi Shaanxi.

5. Lumbini, tempat lahir Sang Buddha, di Nepal

Banyak situs sejarah berawal dari kekerasan atau peringatan atas peristiwa kejatuhan. Namun, tidak dengan Lumbini. Tempat ini menandai kelahiran Pangeran Siddhartha Gautama, yang kemudian menjadi Buddha.

Ratu Maya Devi, ibu dari Pangeran Siddharta Gautama, melahirkan sang putra di bawah naungan pohon sal dalam perjalanan yang melewati Lumbini.

Tiga ratus tahun kemudian, abad ke-3 SM, Kaisar India Ashoka memperingati tempat tersebut sebagai kelahiran agama Buddha. Dari panglima perang haus darah, Ashoka berubah menjadi diktator yang penuh kebajikan atas keputusannya itu.

Sekarang, Lumbini adalah tujuan populer bagi peziarah Buddha. Mereka mencari sisa-sisa arkeologi yang berhubungan dengan kelahiran Gautama.

6. Benteng Agra di India

Benteng Agra yang luas adalah kursi kekuasaan untuk Kaisar Akbar yang Agung dari Kerajaan Mogul. Nama tersebut dia dapat karena memperluas kerajaannya atas sebagian besar anak benua India. Sang Kaisar yang beragama Islam menikahi perempuan Hindu, dan mempromosikan toleransi beragama.

Akbar mempekerjakan 4000 ribu orang saat merenovasi benteng yang ada pada 1558. Mengubah benteng tersebut selama delapan tahun menjadi raksasa batu pasir merah.

Saat ini, reruntuhan benteng yang dilengkapi marmet rumit itu sering diabaikan. Dia hanya jadi catatan kaki dalam kisah masyhur tetanggannya, Taj Mahal. Shah Jahan, cucu Akbar, membangun Taj Mahal untuk mengenang mendiang sang istri yang meninggal saat melahirkan.

Namun, menjelang akhir hidupnya, dia dipenjarakan di benteng oleh putranya yang kejam Aurangzeb. Dia ditakdirkan mengawasi makam istri tercintanya. Hingga akhirnya Shah Jahan pun dimakamkan di sana.