Dunia perburungan dikejutkan dengan ditemukannya lagi spesies burung Chrysomma altirostre yang pernah dianggap punah sejak 74 tahun yang lalu. Chrysomma altirostre, spesies burung yang ditemukan kembali setelah 74 tahun dinyatakan punah, yang oleh para pecinta burung dikenal dengan jerdon’s babler, terakhir kali dijumpai pada Juli 1941 di dekat Myitkyo, Bago.
Penemuan itu sendiri diumumkan oleh para ilmuwan dari dari Wildlife Conservation Society, Nature and Conservation Devision Myanmar, dan National University of Singapore di majalah khusus burung Birding Asia.
Terkait Chrysomma altirostre, para peneliti mengungkapkan bahwa mereka menjumpai jenis burung itu ketika sedang melakukan survei pada wilayah pertanian yang ditinggalkan. Mula-mula, para peneliti itu mendengar suara burung yang khas. Mereka kemudian merekamnya. Ketika mendengarkan ulang, mereka menyadari bahwa suara tersebut datang dari C. altirostre.
Tak lama kemudian, mereka lalu mendapat kesempatan untuk menjumpai secara langsung burung itu.
Selama 48 jam setelah penemuan pertama itu, tim ilmuwan yang terus menyelidiki berhasil menjumpai beberapa individu lain dari jenis tersebut. Mereka kemudian mengambil sampel darahnya.
Untuk lebih mengenal spesies burung ini, sebaiknya sejenak kita mundur ke belakang. C. altirostre pertama kali dideskripsikan oleh TC Jerdon pada tahun 1892 berdasarkan penemuan di wilayah Thayetmyo. Awal abad 20, burung tersebut melimpah di wilayah sekitar Yangon. Pembangunan kemudian mengikis padang rumput, membuat burung itu punah.
Colin Poole, Direktur WCS Singapura untuk Konservasi mengungkapkan, "Penemuan ini bukan hanya menunjukkan bahwa spesies itu masih eksis tetapi juga bahwa habitatnya pun masih ada.”
Pascaperjumpaan-kembali ini, pekerjaan selanjutnya yang harus dilakukan adalah menemukan wilayah-wilayah padang rumput yang tersisa. Para peneliti juga mewacanakan pengembangan sistem agar masyarakat lokal bisa melestarikan dan memanfaatkannya.
Penemuan kembali burung yang telah dinyatakan punah bukan hanya sekali ini saja. Tahun 2009, burung Turnix worcesteri yang diduga punah juga berhasil ditemukan kembali di Filipina.
Penemuan itu sendiri diumumkan oleh para ilmuwan dari dari Wildlife Conservation Society, Nature and Conservation Devision Myanmar, dan National University of Singapore di majalah khusus burung Birding Asia.
Terkait Chrysomma altirostre, para peneliti mengungkapkan bahwa mereka menjumpai jenis burung itu ketika sedang melakukan survei pada wilayah pertanian yang ditinggalkan. Mula-mula, para peneliti itu mendengar suara burung yang khas. Mereka kemudian merekamnya. Ketika mendengarkan ulang, mereka menyadari bahwa suara tersebut datang dari C. altirostre.
Tak lama kemudian, mereka lalu mendapat kesempatan untuk menjumpai secara langsung burung itu.
Selama 48 jam setelah penemuan pertama itu, tim ilmuwan yang terus menyelidiki berhasil menjumpai beberapa individu lain dari jenis tersebut. Mereka kemudian mengambil sampel darahnya.
Untuk lebih mengenal spesies burung ini, sebaiknya sejenak kita mundur ke belakang. C. altirostre pertama kali dideskripsikan oleh TC Jerdon pada tahun 1892 berdasarkan penemuan di wilayah Thayetmyo. Awal abad 20, burung tersebut melimpah di wilayah sekitar Yangon. Pembangunan kemudian mengikis padang rumput, membuat burung itu punah.
Colin Poole, Direktur WCS Singapura untuk Konservasi mengungkapkan, "Penemuan ini bukan hanya menunjukkan bahwa spesies itu masih eksis tetapi juga bahwa habitatnya pun masih ada.”
Pascaperjumpaan-kembali ini, pekerjaan selanjutnya yang harus dilakukan adalah menemukan wilayah-wilayah padang rumput yang tersisa. Para peneliti juga mewacanakan pengembangan sistem agar masyarakat lokal bisa melestarikan dan memanfaatkannya.
Penemuan kembali burung yang telah dinyatakan punah bukan hanya sekali ini saja. Tahun 2009, burung Turnix worcesteri yang diduga punah juga berhasil ditemukan kembali di Filipina.