Seberapa sering Anda mendengar istilah "handphone china"? Rasanya, rata-rata pengguna ponsel di Indonesia pasti pernah mendengar istilah tersebut. Tapi tahukah Anda apa arti istilah tersebut? Yuk cari tahu jawabannya sekarang juga!
Kebanyakan orang salah kaprah dengan istilah handphone china. Mereka beramsumsi bahwa handphone china adalah ponsel yang tidak bagus, dibuat asal-asalan, dan pasti cepat rusak. Perlu diketahui, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, namun juga tidak salah. Berikut adalah fakta-fakta mengejutkan-nya :
1. Mayoritas ponsel diproduksi di China
Apapun mereka, rata-rata ponsel yang Anda pakai saat ini adalah barang yang diproduksi di China. Meski ada juga produk yang dibuat di negara lain selain China atau bahkan Indonesia, China tetap menjadi raja penghasil terbesar. Pasalnya, biasya perakitan dan produksi ponsel di China jauh lebih murah dibandingkan negara lain. Selain itu, kualitas pekerjaannya pun tak mengecewakan.
Jadi jangan bingung kalau Anda baru mengetahui dan tersadar kalau iPhone yang Anda gunakan adalah buatan China. Nah, ponsel yang dirakit dan diproduksi di China seperti ini tidak bisa disebut "handphone china". Pasalnya, ponsel-ponsel tersebut tetap diawasi dan dijaga kualitasnya oleh tenaga ahli dari masing-masing produsen ponsel tersebut, alias hanya "numpang produksi di China"
2. Lenovo bukan handphone china? Siapa bilang?
Siapa bilang handphone china tidak memiliki kualitas yang baik? Kalau Anda pernah mendengar merek Lenovo, Xiaomi, OnePlus, Oppo, Meizu, ZTE, atau Huawei, apakah Anda tahu kalau seluruhnya adalah produsen ponsel asal China? Ya, merek-merek beken tersebut adalah beberapa ponsel asli Cina yang kualitasnya tidak bisa diremehkan.
Bahkan, mereka-mereka tersebut sangat berpotensi manghancurkan pasar merek-merek internasional lainnya, seperti Apple, Samsung, Sony atau para jagoan asal Taiwan seperti HTC, Acer, dan Asus. Dengan biaya produksi yang rendah, mereka bisa menciptakan ponsel canggih dan menjualnya dengan harga murah.
Hasilnya seperti yang baru-baru ini terjadi, yakni Xiaomi Redmi1S yang dijual di Indonesia hanya seharga Rp 1.600.000 saja. Seluruh merek-merek di atas jelas bisa disebut sebgai handphone china karena memang berasal dari China.
3. handphone lokal adalah handphone china?
Anggapan ini sebenarnya masih cukup membingungkan. Ponsel lokal seperti Advan, Axioo, Mito, IMO, Evercoss, dan yang lainnya bisa dikatakan Handphone China, bisa juga hape lokal. Pasalnya, sebagian besar komponen dan proses pengerjaannya dilakukan di Cina.
Jadi, bisa dikatakan bahwa produsen ponsel lokal atau dalam negeri hanya membeli ponsel yang sudah jadi dari Cina (biasanya tanpa merek), lalu diberi merek dan dijual di Indonesia. Ponsel kategori ini masih bisa dikategorikan sebagai "Handphone China".
Perlu dicatat, tidak semua ponsel lokal adalah ponsel buatan Cina yang diberi label atau merek Indonesia. Ada sebagian produsen ponsel lokal, contohnya Axioo, sudah memiliki pabrik di Indonesia, sehingga mereka melakukan proses produksi dan pengecekan kualitas seluruhnya di Indonesia. Ponsel kategori ini tidak bisa dikatakan sebagai "Handphone China" dan lebih tepat dikatakan sebagai hape lokal.
4. Bagaimana dengan Ponsel Replika?
Anda pasti tahu tentang ponsel replika bukan? Ya, ponsel replika adalah ponsel tiruan yang memiliki bentuk dan desain sama persis seperti ponsel ternama. Padahal, isi komponen dan software yang ada di dalamnya jelas berbeda dan jauh di bawah kualitas ponsel aslinya. Hampir seluruh ponsel replika dibuat di Cina, bahkan dikerjakan dalam industri skala rumahan.
Di Indonesia, Anda bisa dengan mudah mencari ponsel iPhone atau Samsung replika dengan harga yang jauh lebih murah. Pasalnya kedua merek tersebut adalah merek yang paling banyak digemari, memiliki kualitas sangat baik, namun harganya tergolong mahal.
Karenanya, ponsel replika bisa menjadi "obat mujarab" bagi yang ingin memiliki iPhone maupun Samsung Galaxy Series dengan bujet minim. Nah, ponsel replika bisa disebut sebagai "Handphone China" karena memang berasal dari Cina.
Jadi, seharusnya kini Anda sudah lebih mengerti apa yang dimaksud dengan "Handphone China" dan bisa membedakan mana yang layak disebut dengan istilah tersebut atau tidak.
Kebanyakan orang salah kaprah dengan istilah handphone china. Mereka beramsumsi bahwa handphone china adalah ponsel yang tidak bagus, dibuat asal-asalan, dan pasti cepat rusak. Perlu diketahui, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, namun juga tidak salah. Berikut adalah fakta-fakta mengejutkan-nya :
1. Mayoritas ponsel diproduksi di China
Apapun mereka, rata-rata ponsel yang Anda pakai saat ini adalah barang yang diproduksi di China. Meski ada juga produk yang dibuat di negara lain selain China atau bahkan Indonesia, China tetap menjadi raja penghasil terbesar. Pasalnya, biasya perakitan dan produksi ponsel di China jauh lebih murah dibandingkan negara lain. Selain itu, kualitas pekerjaannya pun tak mengecewakan.
Jadi jangan bingung kalau Anda baru mengetahui dan tersadar kalau iPhone yang Anda gunakan adalah buatan China. Nah, ponsel yang dirakit dan diproduksi di China seperti ini tidak bisa disebut "handphone china". Pasalnya, ponsel-ponsel tersebut tetap diawasi dan dijaga kualitasnya oleh tenaga ahli dari masing-masing produsen ponsel tersebut, alias hanya "numpang produksi di China"
2. Lenovo bukan handphone china? Siapa bilang?
Siapa bilang handphone china tidak memiliki kualitas yang baik? Kalau Anda pernah mendengar merek Lenovo, Xiaomi, OnePlus, Oppo, Meizu, ZTE, atau Huawei, apakah Anda tahu kalau seluruhnya adalah produsen ponsel asal China? Ya, merek-merek beken tersebut adalah beberapa ponsel asli Cina yang kualitasnya tidak bisa diremehkan.
Bahkan, mereka-mereka tersebut sangat berpotensi manghancurkan pasar merek-merek internasional lainnya, seperti Apple, Samsung, Sony atau para jagoan asal Taiwan seperti HTC, Acer, dan Asus. Dengan biaya produksi yang rendah, mereka bisa menciptakan ponsel canggih dan menjualnya dengan harga murah.
Hasilnya seperti yang baru-baru ini terjadi, yakni Xiaomi Redmi1S yang dijual di Indonesia hanya seharga Rp 1.600.000 saja. Seluruh merek-merek di atas jelas bisa disebut sebgai handphone china karena memang berasal dari China.
3. handphone lokal adalah handphone china?
Anggapan ini sebenarnya masih cukup membingungkan. Ponsel lokal seperti Advan, Axioo, Mito, IMO, Evercoss, dan yang lainnya bisa dikatakan Handphone China, bisa juga hape lokal. Pasalnya, sebagian besar komponen dan proses pengerjaannya dilakukan di Cina.
Jadi, bisa dikatakan bahwa produsen ponsel lokal atau dalam negeri hanya membeli ponsel yang sudah jadi dari Cina (biasanya tanpa merek), lalu diberi merek dan dijual di Indonesia. Ponsel kategori ini masih bisa dikategorikan sebagai "Handphone China".
Perlu dicatat, tidak semua ponsel lokal adalah ponsel buatan Cina yang diberi label atau merek Indonesia. Ada sebagian produsen ponsel lokal, contohnya Axioo, sudah memiliki pabrik di Indonesia, sehingga mereka melakukan proses produksi dan pengecekan kualitas seluruhnya di Indonesia. Ponsel kategori ini tidak bisa dikatakan sebagai "Handphone China" dan lebih tepat dikatakan sebagai hape lokal.
4. Bagaimana dengan Ponsel Replika?
Anda pasti tahu tentang ponsel replika bukan? Ya, ponsel replika adalah ponsel tiruan yang memiliki bentuk dan desain sama persis seperti ponsel ternama. Padahal, isi komponen dan software yang ada di dalamnya jelas berbeda dan jauh di bawah kualitas ponsel aslinya. Hampir seluruh ponsel replika dibuat di Cina, bahkan dikerjakan dalam industri skala rumahan.
Di Indonesia, Anda bisa dengan mudah mencari ponsel iPhone atau Samsung replika dengan harga yang jauh lebih murah. Pasalnya kedua merek tersebut adalah merek yang paling banyak digemari, memiliki kualitas sangat baik, namun harganya tergolong mahal.
Karenanya, ponsel replika bisa menjadi "obat mujarab" bagi yang ingin memiliki iPhone maupun Samsung Galaxy Series dengan bujet minim. Nah, ponsel replika bisa disebut sebagai "Handphone China" karena memang berasal dari Cina.
Jadi, seharusnya kini Anda sudah lebih mengerti apa yang dimaksud dengan "Handphone China" dan bisa membedakan mana yang layak disebut dengan istilah tersebut atau tidak.